Mengenal Gejala dan Penyebab Penyakit Antraks Lengkap – Antraks adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular dari hewan ternak ke manusia, dikenal sebagai penyakit zoonosis. Seseorang dapat terkena penyakit ini jika ia menyentuh atau mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi antraks.
Penyakit antraks jarang terjadi tetapi sangat serius. Ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus anthracis. Hingga saat ini, belum ada bukti bahwa bakteri penyebab antraks dapat menular dari manusia ke manusia.
Bakteri Bacillus anthracis biasanya hidup di tanah dan dapat dengan mudah menyerang dan menginfeksi hewan pemakan rumput seperti domba, kuda, sapi, dan kambing. Bakteri tersebut dapat menular dari hewan ke manusia melalui kontak dengan bulu atau kulit hewan yang terinfeksi, konsumsi daging hewan yang kurang matang, atau inhalasi udara yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut.
Penyebab antraks dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan cara penyebarannya, antara lain:
- Antraks Kulit:
- Seseorang dapat terpapar bakteri penyebab antraks jika memiliki luka terbuka pada kulit. Bakteri tersebut dapat berasal dari bulu, kulit, atau daging hewan yang terinfeksi. Gejala antraks kulit biasanya muncul antara 1 hingga 7 hari setelah paparan.
- Antraks Pencernaan:
- Penyakit ini muncul saat seseorang mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi. Bakteri akan masuk ke saluran pencernaan dan menginfeksi saluran cerna sekitar 1 hingga 7 hari setelah paparan.
- Antraks Pernapasan:
- Jenis antraks ini paling berbahaya. Seseorang dapat terkena antraks pernapasan jika menghirup spora bakteri antraks, misalnya saat memproses kulit atau bulu hewan ternak. Infeksi biasanya berkembang antara 7 hari hingga 2 bulan setelah paparan. Antraks pernapasan juga dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang. Selain itu, antraks juga dapat menular melalui penggunaan heroin dengan cara disuntik. Namun, kasus seperti itu jarang terjadi di Indonesia.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena antraks termasuk sering beraktivitas di area yang memiliki riwayat antraks, pekerjaan yang berhubungan dengan pemrosesan hewan ternak, melakukan penelitian tentang antraks di laboratorium, atau menjadi dokter hewan yang menangani masalah kesehatan pada hewan ternak.
Hingga saat ini, belum ada bukti bahwa antraks dapat menular dari manusia ke manusia. Namun, ada kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki kontak langsung dengan pengidap antraks dan memiliki luka terbuka dapat terinfeksi.
Mengenal Gejala dan Penyebab Penyakit Antraks Lengkap
Gejala antraks bervariasi tergantung pada cara infeksi bakteri ke dalam tubuh manusia. Beberapa gejala antraks berdasarkan cara penyebarannya meliputi:
- Antraks Kulit:
- Munculnya benjolan pada kulit yang gatal. Benjolan ini umumnya terlihat di leher, lengan, dan wajah. Benjolan dapat berubah menjadi borok berwarna hitam tanpa rasa nyeri.
- Antraks Pencernaan:
- Mual, muntah, kesulitan menelan, sakit tenggorokan, penurunan nafsu makan, sakit perut, demam, sakit kepala, dan benjolan di leher. Gejala lebih parah dapat berupa diare atau buang air besar berdarah.
- Antraks Pernapasan:
- Gejala awal mirip flu seperti demam, nyeri saat menelan, nyeri otot, dan kelelahan. Gejala lanjutan meliputi sesak napas dan syok. Antraks pernapasan juga dapat menyebabkan meningitis.
Untuk mendiagnosis antraks, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan pengidap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan kulit, darah, rontgen dada, pemeriksaan feses, atau Fungsi lumbal.
Pengobatan antraks sebaiknya dilakukan sesegera mungkin dengan memberikan antibiotik yang tepat. Keberhasilan pengobatan tergantung pada faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan pengidap, dan luasnya area tubuh yang terinfeksi.
Antraks yang tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk peradangan pada selaput otak dan tulang belakang yang dapat berakibat fatal.
Untuk mencegah antraks, perlu menghindari faktor risiko dan mengikuti langkah-langkah pencegahan, seperti memastikan daging yang dikonsumsi sudah dimasak matang, melakukan vaksinasi antraks jika berada di daerah berisiko, dan menghindari kontak langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi.
Jika seseorang bekerja di area yang berisiko terpapar bakteri penyebab antraks, disarankan untuk melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan. Jika mengalami gejala antraks, segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi.